Senin, 07 September 2009

MENANTI SANG NASIONALIS

dengan gagah kau tancapkan merah putih
di tanah kering agar setiap orang tahu
betapa mahal negeri ini
dan betapa kaya bangsa ini
lidahmu tak henti-hentinya berbicara
sampaikan sesuatu kemerosotan moral bangsa ini
meski peluru siap menghabisimu
sedikitpun engkau tak gentar
kerena sekali di lahirkan kita takkan bisa laridari kematian
masih teringat apa yang kau katakan
masih ada sesuatu yang menjadi akar dalam kehidupan
membangunkanku dari mimpi penawar gelisahku
untuk sampaikan kepada negeri ini
sesuatu apa yang dinyatakan tentang nasionalis
tibalah saatnya para mentari kecil akan bangkit dari tidurnya
membawa ribuan puisi tentangmu di pusara
dan berbicara lantang menggurui yang lebih tua dari dia
di tangan kanannya ada keadilan
di tangan kirinya ada kedamaiannya
dan di hatinya ada napas kehidupannya
semangatnya akan seperti badai
menghancurkan setiap jengkal keserakahan penguasa
akan terlihat dari keturunan nya dendam yang dalam
hingga air matanya menggalir seperti sungai ratapan
hingga ia menyesal dilahirkan ke bumi
dia akan memimpin burung-burung untuk bernyanyi
menghibur jiwa yang yang telah mati
memberikan sejumlah emas
membagikan sejumlah kebajikan
menggugat para hakim dan aparat
membersihkan dengan darah mereka sendiri
hingga mayatnya tak di ijinkan bersatu dengan tanah
setiap orang akan meludah dan mengutuk
tapi..........akankah ada yang terlahir
putra-putri bangsa ini
akankah ada jiwa yang terdiam dan terpanggil
apakah ada yang mendengar suara ini
adakah yang akan berdoa di setiap detik waktu berdentang
terlahir SATU JIWA yang darahnya di basuh MERAH PUTIH


HENDRA DAMANIK
AKU INGIN SEPERTI W.S.RENDRA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar