Selasa, 29 September 2009

alam menangis di balik keserakahan

ungkapkanlah apa yang tersirat di dalam benakmu
katakanlah agar setiap yang bernapas mengerti
apa arti dari semua bencana ini
bicarakanlah dengan lantang sesuai apa yang terjadi
dan biarkanlah daun-daun berbunga sedia kala
mendamaikan setiap insan yang haus kebahagiaan
agar alam tak lagi menaruh dendam yang panjang

di sana gelombang memarahi lautan
tangan-tangannya membalaskan dendam
jauh di sana dengan amarahnya tanah memejamkan mata
orang-orang tak berdosa
bersatu dengan alam
di sini angin menampar sebuah kota
hancurkan kegagahan gedung-gedung yang angkuh berdiri seperti tembok berlin
tak berdaya
aku juga tak berdaya menatap tangis mereka
aku juga meneteskan airmata
mengapa alam memusuhi kita
mengapa kita larut tanpa ada kata maaf
kita menumpas kehidupan mereka
bukit-bukit berdiri seperti tembok ratapan
pohon-pohon terpajang menjadi penyangga
lauatan seperti gunung sampah
semua berdikari membentuk lingkaran
seperti singa di coloseum romawi
mengintai setiap detik hidup kita
ketika alam tak lagi sedamai mentari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar