Minggu, 26 Februari 2012

doa sang pemberontak

Air mataku terus menerus bercucuran
Janganlah engkau tutupi telingamu dgn kebencian
Engaku tlah melihat ketidakadilan di antarkan di negeri ini
Engaku menyelubungi dirimu dgn awan
Seperti burung mereka memburu keserakahan
Lidah bayi membisu di tepian rindu tetek ibunya
Susu dibeli dgn ratapan kesedihan yg dalam
Dan ada lagi yang beli kukatakan

Lihatlah mereka bertanya
Kenajisanya melekat pada ujung bajunya
Dlam kesombongan yg menyala nyala
Tanpa belas kasihan memperkosa putri negeri ini
Menelanjangi tanpa ada ratapan
Membunuh segala yang menantang
Tarpaku di pohon pohon tua
Tuhan adalah bagianku
Sebab itu aku berharap padamu
Aku merintih krna debaran jantungku
Kekuatanku hilang
Orang orang memburuku krna ucapanku
Memasang jerat pada semua orng mendengar
memberontak kepada negeri

Jika aku mengabaikan hakku hidup untuk negeri
Apakah ada yangkan bangkit dri tanah kemiskinan
Mengangkat pedang dengan gagahnya
Aku takkan membiarkan mulutku berbuat dosa
Atau memakan makanan yg menjadi bagian anak yatim piatu
Maka biarlah apa yang kuperjuangkan dimakan orang lain
Aku sudah menyerupai debu dan abu
Bersembunyi dri goa ke goa
Sehabis bicaraku tidak ada seorangpun yang mau melanjutka
Mati adalah segalanya bagiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar