Kusampaikan dengan indah ttg cinta
menyapa di hamparan langit biru
Berkumandang di atas sesuatu yang hina
Engkau dan aku bersanding di riak gelombang rindu yg dalam
Teringat kembali akan senyummu
Membara seperti salju di hatiku kering
Kenangan indahmu kembali membanjiri stiap jengkal pengharapanku
Mengutuki tetapi masih mencinta
Menyesali namun masih membayang
Dan hanya mengenangmu disis waktu yang berjalan
Sepertinya cinta ini memaksaku
Utk berkata bahasa roh
Kasihku ....
Masihkah adakah cinta yg kutinggalkan milikku
Apakah dirimu jg merasakan rinduku yg dasyat
Yg siap meledak sprti gunung krakatau
ataukah drimu kini terhenti
Di malam malam pelukan sang kumbang
Menanti nanti driku dari seberang
Tak kunjung datang
Dan dirimu rebahan di ilalang depan rumahmu
Biaskan penantianmu di antara orang yang lalu lalang
Tercium aroma kemapanan akan seorang bangsawan
Terbawa dalam cerita sang kekasih
Meninggalkan yang tlah pergi selamanya
Kekasih yang pernah beriktiarkan kembali ke pangkuan
samapai kapankah aku menanti
Terlewati waktu hentikan penantian
Terdengarkah nyanyian rinduku
Abadikah cinta yg tlah ku titipkan
Mengapa tak ada tanya darinya
Terjebakkah dia di gedung gedung tua
Atau tertidurkah dia di hamparan kemunafikan
Tersalib dlam seribu kepecundangan
Malu untuk kembali pulang
Kusandarkan cinta tertawa dalam kisah penggalan
Kupergi dengan cinta terselubung
Antara langit dan bumi
Perbedaan antara kisah yg tlah melayang
Lelaki yg miskin dan penuh kesengsaraan
Anak yatim piati yg tak kenal ayah dan ibu
Di gubuk tua mengharap belas kasih
Berjuang sendiri dengan mimpi yg terjual
Hanya langit biru yang menjadi teman
Dan secuil tanda lahir bahwa aku pernah ada
Hidup diantara manusia serakah
Dibuang ke sungai tak punya nama
Senyum menyapa diantara perjalan jauh
Tawa hadir berjalan di lorong lorong pintu yang pernah terlewati
menahan napas menanti kejutan
Masa kecil yg penuh kesendirian
Kucari cari wajah wajah yg dlu
Menjadi sahabat menembus waktu
Tertawa dan bercanda
Dipukulin dan di ludahin
Dicaci dan dimaki
Berlari lari mengejar matahari dan tertidur dlm dekapan risau hati
Apakah mentari kembali menyapa
Jauh kutatap nanar wajah tua
Kerutnya terlihat terbelenggu dalam penderitaan yang dalam
Suaranya teriakkan namaku di bibirnya yg kering
Lidah enggan dengan lantang memanggilku
Aku berlari dengan sedikit berpikir
Kudekat dan memelukku tubuhnya
Airmata berjatuhan dengan riaknya
Menembus kesepian menoleh kepadaku
Ada guratan keterkejutan dan kegemparan akan sosok tubuhku
Kupandangi wajah mereka dengan senyuman
Tp mereka membalas dengan senyuman seadanya
Senyum mereka tidak seindah yg dlu
Terlihat kaum tetangga yang kaya lusuhnya sperti pengemis
Mereka sprti mayat yg berjalan
Tak punta harapan dan perjalanan
Mereka hanya terdiam dimana mereka berdiri
Seakan aku sesosok penampakan yang biasa bgi mereka
''Ada apa gerangan dengan semua ini,apa yang tlah terjadi ibu"tanyaku dengan suara menderu
Dengan isak tangis si ibupun tertegun menatap mataku"setelah kepergianmu raja kita mangkat dri tahta dan digantikan oleh sang pangeran.kami mengharapkan pangeran itu sebijaksana dgn ayahnya tetapi tidak seperti yg kami harapkanmdia memperbudak kaum kita,berpesta pora dan memperkosa setiap anak dara negeri ini menjadi gundignya,dia menetapkan biaya pajak yg setiap tahun naik .siapapun yang melanggar perintahnya akan di cap pembelot kerajaan dan englkau tahu sahabatmu masa kecilmu terbelenggu di penjara martabe dan di hukum gantung tanpa ada pembelaan yg semestinya"sekejap saja airmtanya membasahi pipinya yang berkerut .ibu tua itu menangis sejadi jadinya di pelukanku.lanjutnya"baiknya engkau tlah kembali dari negeri seberang,laparkah dirimu,anakku."
Kurangkai kembali sisa hidupku yng tlah berjalan diantart dunia penuh dusta
Kucoba menahan seribu dendam pemberontakan
Terlahir kembali menggapai galau risau dalam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar