Minggu, 02 Oktober 2011

dengarkah tuhan

Saat kulihat jauh ke langit atas
Saat kurenungkan arti dari perjalanan ini
Saat mata tak lagi tertahan
Tertidur dalam seribu mimpi
Bisikan semua harapan menjelma menjadi sebuah inspirasi
Membuat terang bagi yg kalah
Kerja keras dengan untaian kata doa
Menepis keraguan yang hadir menyapa
Bangkit dari dunia mati
Berlari mengejar waktu yang sombong
Terdiam di puncak bukit sinabung
Dengarkah tuhan

Banyak cerita yang datang seperti tsunami
Menyakitkan dan melukai
Semangat membara padam tersiram air keserakahan
Merka bergandengan saling menjaga
Saling menghormati menjaga kekuasaan agar tak di rampok
Mentasbihkan keadilan di ujung jari tangan
Pada siapakah merka berbicara
Pada siapakah mereka bertanya
Apakah masih ada keadilan di dinding dinding yg diam
Apakah tuhan mendengarkan
Tersusun rencana di bawah semangat nasionalis
Berselimutkan harapan yg terbungkus di altar para pemberani
Masihkah ada sejuta erangan tawa para pengecut
Kami di zalimi tak berdaya di bawah tembok kepengecutan
Dengarkah tuhan

Bukankah semua manusia itu bisa untuk menunjuk satu bintang
Sadarkah kita apa yang kita tawarkan
Mampukah kita bijaksana dengan segala rintangan
Kuatkah kita berjalan di hamparan salju artik
Yang stap detik menanti panggilan dai tuhan
Meledak
Hempaskan kita dalam jurang yang dalam
Apakah nasionalisme itu jgkan terkubur
Banggakah anda terduduk di keraton para sandiwara
Tertawakah saudara di ujung teriakan yng menggema
Anda meraihnya dengan harkat yang terbeli
Dimana kita menanti
Akhir dari dunia ini
Dengarkah tuhan

Tak ada seorangpun yangkan mengganggu
Hebatmu tlah membuat penghuni bumi gemetar
Persengkokolanmu dengan kaum intelekmu
Membuat propaganda yang sangat perkasa
Dengarkah tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar