Senin, 05 Oktober 2009

novel

hujan membasahi bumi,petir bertahta di saat ini dengan rakusnya menghabisi pohon-pohon yang terdiam di runtuhan dahan-dahannya.listrik mati,mungkin gardu listrik juga korban berikutnya mungkin banyak juga korban berikutnya tetapi aku hanya berharap tulangku(paman,adik ibu atau bapak sebutan orang batak) tidak apa-apa karena ia belum pulang kerumah dari pangkalan becak sejak hujan itu merobek-robek semesta."tuhan temanin tulangku,agar di luput dari kemarahan sang alam"ucapku dalam hati. kembali lagi aku membaca naskah skripsi seniorku di sinari lilin kecil yang sangat menarik bagiku karena sesuai dengan tesis skripsiku tapi keselamatan tulangku sangat aku risaukan.aku gak athu mengapa,aku menyebut tulang karena ia bukan orang batak tetapi tulangku pernah mengatakan bahwa ayahku dengannya sahabat akrab beserta ayahnya si boby yang juga satu kamarku.tulangku ini adalah sebagai ayah bagi kami berdua karena kami di besarkan sejak kami berusia 5 tahun,dia memiliki putri yang sangat cantik dan istri yang sangat baik meski pernah kudengar dari tetangga mantan seorang pelacur tapi bagi kami berdua ia adalah dewi yang kami anggap ibu .entah mengapa?tapi di balik wajahnya yang melankolis aku tahu banyak kisah yang di pendam dia.pernah suatu hari aku dan boby bertannya dimana keluarga kami?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar