Sabtu, 10 September 2011

tragedi

terdiam diantara seribu kisah yang menanti
engkau hadir dengan sejuta tawa
engkau basuh lukaku dengan cerita kehidupan
bangkitkan aku untuk kembali berdiri
bijk hatimu membuatku bangga
berlari menyongsong dengan sebuah harapan
kembali berdiri menjaid penantang
bangkitkan para penyair kembali di pikiranku
lahirkan semangatku yang tlah lama mati
hentakan mulutku untuk berbicara seperti meriam di masa perang
menantang situan rasul berjas surban berjenggot
putih
menantang pemikiran situan nabi nabi
yang meletakkan di keadilan di kandang babi
idealisme negeri diganti dengan imperialisme kesombongan
agamis di jadikan sebuah kekuatan keserakahan
propaganda untuk saling menjebak
menghasut kebaikan menjadi pemberontakan
melahirkan para penghianat di negeri ini
merongrong pancasila dengan buatan mereka


kekesihku terdengarkah aku kembali menyapa
terdengarkah jiwa ini kembali terjatuh
benar adanya aku berbicara dengan lantangnya
tpi mereka bribu ribu banyaknya
sedangkan aku
aku hanya sendiri
tak ada yang mengert apa yang aku perjuangkan
karena otak mereka tlah tersisi ajaran ajaran sejarah
kemunafikan mereka tlah terisi penuh
hingga kebaikan tak ada tempat bagi mereka
mereka serentak meludahi aku
menendang bahkan menarik narik aku
bahkan ada juga teriakin aku untuk disalibkan

keksihku
cantikmu laksana sang rembulan
aku tlah kembali menelan kepahitan hidup[ ini
biarkanlah aku disini bersama dengan dentakan jantungku
kerna ,mati mungkin penawarnya bagiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar