pernah engkau dengar suara para laknant di televisi
tataplah matanya dengan sekilas wajahnya penuh dengan kepalsuan
layakkah mereka menjadi sang penguasa
dibalik bodohnya tertawa dalam kehbisingan kota jakarta
dulu hingga sekarang mereka membeli jabatan dengan uang
uang mereka tawarkan hanya sementara ditangan para moderat mereka menjadi singa
sibodoh ini mengembangkan kebodohannya ke anak bangsa
turun temurun berkuasa karena sudah tradisi
masa depan bangsa ini sudah dijanjikan dalam sejarah
simikin menjadi miskin
sikaya berpelukan di ranjang para bangsawan
segelas anggur teman sejati
pengantar ngantuk dikamar perawan
tentara dan polisi saling mencengkeram
habis sudah keringat negeri bercucuran
merebut lahan yang bisa di genggam
anak negeri yg menjadi tameng
atau kembalikan modal selangkangan dengan seragam yang membusuk tak punya kehormatan
seragamnya hanyalah lukisan permadani yang sangat mahal
hingga nasionalismepun direnggut si janda kembang
semuanya diatur dengan uang
hakim hakim dan perangat sibuat kebenaran
keadilan itu diperjualbelikan
menjadi budak situan laknat
kita tertawa keadilan hanya semata
hukum nya tertutup rapat tak terjamah
sungguh mencengangkan
jubahnya di tawari dengan sehelai kegelapan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar