teriakkanlah mengapa sejuta anak hanya terdiam di sudut pencakar langit
katakanlah apa tujuan dari rencana tersusun di senayan
bicarakanlah ribuan sang ayah tak tertidur di masa depan anaknya
jawablah napasku dengan seuntai kata-kata
kini saatnya kebenaran yang terlahir
kini saatnya kebaikan yang menjadi raja
kini saatnya yang sabar mendapatkan hidupnya
kebodohan jangan jadikan harga yang mahal
katakanlah kepada saksi-saksi sejarah
negeriku diambang ke bimbangan
para demokrat hanya berdansa di taman-taman
dengan buku yan g tersusun rapi di lemari tanpa tersentuh
para politisi hanya hebat berjilat lidah
mengangkangi setiap kebenaran dengan segumpal uang
menjadi cerita yang terbelenggu di balik kekuasaan
menapsirkan mimpi dengan imajinasi di taman eden
para pecinta terdiam di sudut malamdengan tangisan sang anak
rela diperkosa dengan waktu yang tak terbeli
membuat terowongan kebusukan bangsa ini
aku hanya melihat
aku hanya mendengar
tetapi aku bukan buta
aku bukan tuli
tapi aku hanya lah seperti tangis menangisi bangsaku sendiri
sedetik tak terpikirkan
cinta di pertanyakan menjadi sebuah realita
sinetron menjadi santapan yang hina
ketika sejarah diputar balikkan
hingga para penggugat terlahir kembali
merusak masa depan generasi dengan cinta yang berlebihan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar