Minggu, 01 November 2009

lahirnya sang pemberontak

kusampaikan suara yang terlahir dari kekalahan
menyapa siapa saja yang bertanya
melambaikan sebuah harapan di garis tangan
menembusi raga yang diam seperti binatang
mempesona si tuan pelangi beralaskan keserakahan
terikat di tiang-tiang kemiskinan
terlelap di dinding-dinding kesombongan
menanti saatnya mentari terbit di upuk barat
dan saatnya kedamaian di tangan para pemberontak

aku hanya barisan puisi dengan kata sederhana
aku hanya seorang manusia yang telanjang turun ke dunia
aku hanya sebuah ciptaan tuhan yang di kalahkan angkuhnya bangsa ini
dan ternyata bukan cuma aku
dan ternyata sebagian generasi sepertiku bersembunyi di bawah meja
dan mengapa jiwa-jiwa pemalas bersepatu kaca
memakai topeng di balik wajah pengecutnya
dan berteriak ketika dia jauh ketinggalan
hilang di masa muda naik tahta di usia senja
bangkit ketika tubuhnya mendekati maut
semuanya seperti lukisan pelangi
gambaran yang nyata bagi kaum pemuda
ketika satu hilang tertanam seribu
tertidur di bayangi kekalahan

ceritamu hanya sebagian dongeng masa lalu
engkau tancapkan darahmu mengalir menguliti tubuhku
seperti mata air jiwa yang baru terlahir
kembalikan segenggam napas nasionalisme
sedikit tanya dengan banyak rencana
sedikit berita dimanakah kini
sang pemberontak memberontak kedamaian
yang kedua kakinya berakar demokrasi
yang tangannya menara keadilan
memperkosa keserakahan dengan napsu hutan rimba
namanya di warnai dengan merah darah
di dinding-dinding sang pemberontak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar