Rabu, 04 November 2009

aku dan puisiku

kuhanya puisi-puisi yang hilang di sudut keangkuhan
kuhanya bisa berbicara di ruang ahtiku
lahir dari kumpulan yang terbuang
mendekam dengan semangat yang takkan mati
memperjuangkan segala yang kupertaruhkan untuk menjadi yang lebih baik
beranjak dari kebodohan menembusi kegelapan
dan mempersenjatai pikiranku dengan cinta

kuhanya puisi-puisi yang terdampar di tepi pantai
kuhanya bis atersenyum ketika pencakar langit
menunjukkan kesombongan
di atas rumah tuaku
kuhanya bisa berlari ke gelapan
meninju hitamnya langit
tangis bayi mencekam di malam hari
dingin membunuhnya di tenda pengungsian
ada bencana menghantui

kuhanya puisi-puisi yang bernyanyi di atas pelangi
nyanyikan lagu kemerosotan moral bangsa ini
ketika jiwa-jiwa pemberani
menikam diri di ruang yang sunyi
tertunduk takluk kepada langit
tanpa ada yang pertanyaan
namanya terukir di nisan-nisan kehormatan
seperti daun jatuh ke bumi
serigala bertaring penguasa bangsa ini
korupsi tumbuh sepert jamur
tanpa ada yang seperti merpati
dengan sayapnya memerangi

kuhanya puisi-puisi yang terdengar di balik berita
kuhanya menghitung hari tanpa perduli
mahasiswa hanya mampu bertani
ijasah di tukar dengan traktor putih
di balik mimpi-mimpi
diam di tanah ilalang
kuhanya mampu bertanya
tanyakan jiwa yang mati
ketika ideologi ditukar dengan serban putih
teroris merangkak di tanah pertiwi
yang diam menjawab dengan kejeniusan
yang bodoh di senayan tertawa dengan keserakahan
uang adalah akhir pembeli kekuasaan


kuhanya puisi-puisi di sinetron-sinetron
melukiskan kebudayaan negeri ini
teknologi menjadi si tuan penghayal
mendidik generasi dari awal hingga akhir
ketika pendidikan hanya proposal di meja kantor
merongrong keangkuhan para kurcaci
di tertawai alam
merah putih tersungkur di tanah yang merah
malu artis di jadikan sang pembawa cinta
kuhanya membasuh diam di langit biru
ketika darahnya memacuku untuk bersorak
merah putih berkibar dengan gagah
si anak garuda lelah bertarung dengan emas di dada
terdiam di dalam kibaran
orang-orang yang tak perlu di hormati

aku dan puisiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar