dunia berjalan sendiri
tak terlihat bintang menemani
tak terlihat bulan yang mengikuti
terasa hampa mengembara di jagad raya
hidupku hanya sedekat kematian
tersesat di hitam langit
dengan pikiran yang telah ternoda
di basuh dengan nasionalis
di aliri tanggung jawab
ketika bangsaku di pertanyakan di meja-meja keadilan
aku melihat para moderat berpesta di ruang-ruang kemegahan
aku menatap para politisi berdebat tantang kesombongan
aku melihat seragam sekolah terkulai di parit-parit
aku menatap langit tak sedamai yang dulu
dan aku terkulai setelah traktor jalanan memperkosa mimpiku
aku hanya diam dengan gitarku
laguku adalah tangis yang mengalir
di dinding rumah tak berpenghuni kunyatakan tentang mimpi
tertidur di deras angkuhnya negeri ini
bertanyalah kepada bintang-bintang
tanyakanlah mengapa di sudut kebaikan yang jahat berpesta
tanyaku mengapa jalan ini selalu menawarkan tangis yang dalam
menghapus dilema kehidupan dengan segumpal rindu
aku ingin pulang
aku rindu dekapan sang ibu
aku rindu tawa sang ayah
perjalan ini mengubur mimpiku
ketika dunia hanya berjalan sendiri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar