Perdebatan yang tiada henti
Tanya jwab hdirkan lelucon kecil sedikit berasap tp mengesankan
Ada yg terluka di balik pintu
Menahan nafsu belalang
Ada yng bangga di jubah safari
Suaranya lantang dengan bijaksana
Diskusi propaganda yang mengesankan
Berontak sikaum kumuh
Hijau bergelombang
Menggapai kursi di meja hijau
Sekali dan takkan berulang kali
Berhenti di arah jam sepuluh
Berdebat mencari kambing hitam
Siapa yang menjadi pemangsa!
Minggu depan kembali beraksi
Kecil dan rupawan hangat tersipu
Cerita berganti lagi
Sikanis bergaya orientasi
Dibalik kumis pintar mengorganisir
Candaan kaum bijaksana
Terus teruslah mengalir tanpa arti
Tanpa ada penggugat
Datang dan pergi seperti penyair
Tiada hukum yang berhadapan
Tiada keadilan yang terselip dikantong
Tiada jawaban mengakhiri rasa takut
Jauh dan pergi
Seperti angin yang bertiup
Damaikan kebodohan anak negeri
Pergi dan pergi
Jauh dan jauh
Selamanya engkau pergi pecundang
Hanya bicara akupun bisa
Hanya mengancam anjingpun bisa
Tapi engkau bukan anjing
Setangkai mawar untuk mu karni suarakanlah apa yang semestinya engkau tanyakan
Sebelum aku suarakan kepadamu
Adakah hantu di lapindo
Adakah pencuri di istana gayus
Jika para anjing di beri tulang
Dia akan menganggung layaknya sang pengerat
Tpi ketamakan dan keberanianmu untuk suaraku
Jadikanlah menjadi ayat hapalanmu
diatas langit aku tlah melukis namaku
Namaku jelas sebaris dengan kaum jelata
Memarahiku adalah gila
Krna aku sudah gila
Menghinamu adalah kutukku
Dan biarkanlah kuabadikan dalam kegilaanku tingkat tinggi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar