Terhempasku di atas tumpukan kegelisahan
Pendamkan sejuta kekuatiran
Hijaukan angkuh dlm sanubariku
Kemana langkahnya sang waktu
Masihkah terdenmgar gogongan kegelapan
Batinku tersirat dlm langkah
Hitamkankan bayangmu di atas kepala
Ceritakanlah setiap jengkal perjalananmu
Tinhkahmu tersembunyi ditutupi debu
Mengendus kegalauan akan sesuatu peristiwa
Hanyut mengajak kita terkalahkan
Pengecut di barisan depan dengan tingkah seperti kera
Bergantungan di ranting yg tak beridealisme
Melemah di terpa badai
Jatuh terjungkal di lampu lampu kesenangan
Ditertawai kebablasan akan ideologi
Kita hanyalah sebuah kegembiraan
Datang dri rahim ibu
Dan ditawari kebahagian dengan kegilaan nafsu dunia
Kehangatan yang terdalam
Genggaman jauh akan mimpio yg terjual
Camar bernyanyi di jendela pikiran kita
Menyatakan akan sebuah beritya di tanah gersang
Teringat kembali cerita yang tlah tertidur
Senjata terhebatku untuk bangkit kembali
Berjuang dengan segenap kekuranganku
Menjadi bijak adalah anugerah yang maha kuasa
Perjanjianku dengan sang pencipta
Tirani disudut kiriku takkan berkuasa
Meski peluru bersandar di jiwa
Lantangku menantang kesambongan bangsa
Terkutuklah mereka yang percaya
Akan insiatif manusia kecil
Dendangan kisah seakan menyapa
Luluhkan suara alam yang lama bertapa
Perjalanan adalah sesuatu ygkan pulang
Kembali menapaki cerita yang tlh mati
Segenggam kata dari sahabat
Sampai cinta di ujung dunia
Rasah yang datang menjadi sahabat
Menjadi bijak adalah anugerah tuhan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar