gagah engkau bersandar pada dinding tua rumahmu
lamunanmu terbang laksana garuda menembusi awan jingga
diammu hentakkan pkirku kemanakah dirimu berkelana
dahimu sekali kali berkenyut menahan napas
sekali kali tersenyum
rokok yang ditanganmu seiring lamunanmu berkali kali memperkosa bibirmu
dan engkau masih diam
apakah engkau pikirkan para pujangga
dimanakah cinta itu mengalir
engkau artikankah senyuman terakhir sang dewi
memapah cinta kosong hanya pasrah
menantimu bangkit berdiri laksana sisingamangaraja
rebut kembali cinta di garis keangkuhan sang dunia
bosankah engkau di cinta yang kalah
matikah engkau kali ini
pergi jauh dan takkan kembali
dianatar cinta yang hilang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar