sendiri mata ini berkelahi dengan angin yang tertampar dari kaca busku
ada ceita yang datang seperti awan putih membuatku tersenyum
fajar menyingsing tlah merapat di atas langit kampungku
menghampiri tepian rimbunan pohon pohon yang berbaris terlewati
kecil dikala itu
rupawan bagaikan tanah kosong
gersang mengisi prabu jiwantara ahti yang rapuh
menari diatas kepala kosong
dimana hati dan napasnya tlah mati
jauh sebelum merah putih berkibar
kita sebarisan dari manusia kalah yang bertarung ke negeri seberang
mati adalah yang kita cari
ketika kekalahan hanyalah terselamatkan di kuatnya rupiah
mon
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar