Selasa, 01 Maret 2011

jumiati itu kusebut namanya

di hamparan jauhnya pikiranku
aku terlarut dalam sebuah cerita yang benar
aku terdampar di hamparan kesombongan sang mentari
aku berjalan memusuhi langit beserta penciptanya
aku menjungkalkan kebenaran ketika aku berada di atas gunung kelimpahan
diam diam diantara lelah perjalannanku
kesederhanaanmu
luluhkan nafsuku
apa yang aku perjuangakan engkau pertanyakan
apa yang menjadi tujuanku engkau perdebatkan hingga akupun terpesorok alam sejuta keindahan
engkau ajarkan indahnya hidup
engkau selimuti masalalaku dengan tawamu
ayat ayat itu kembali lagi berdering di telingaku
apakah ada yang namanya keagungan selain nikmatnya hidup[ bersama tuhan
darahku yang hitam pekat kini merah spetti anggur di jerusalaem
pikiranku terang benderang sperti warna pelangi
menggugat semua musuhku menyapa sang pencerah
apakah ini akhir dari sang mempelai
ketika cinta ini hanyalah sebagian serpihan kertas buram
aku hanya enggan kini menjelma menjadi sebuah lingkaran
setengah mati aku meraihmu
setengah mati aku merebutmmu
ribuan doa ku isi dengan berserah padamau
ketika dirimu berpaling dri nyanyian cintaku
aku berontak di altar para pecinta
hingga dirimu tersungkur dalam balutan selimut rinduku
misteri cinta terlahir dari risau hati yang gelisah
engkau adalah wanita segambaran ibuku
tutur katamu melebihi sang tercinta diam di istana megahku(ibuku)
kebaikanmu sederajat dengan sang penakluk yang kuseput ayah
keserderhanaanmu membuat alampun tersenyum
berjanji untuk selalu menggugah hatimu yang pemarah
berhenti sejenak di hamparan hijaunya langkahmu
berteriak bak samudra mengerang menjelma menjadi tsunami
hancurkan karang hatiku
aku hanya terdiam berharap dirimu tertawa
kugapai wajahmu dan melerai tubuhmu
dihamparan hitam langit kita menjadi dewasa
setialah untuk slalu disisiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar