di dalam relung hati
tersaji warna kehidupan
membelah seperti lautan di samudra
rasa cinta mengalir menanjak serindu rindunya
ada tawa yang terlepas
ada kenangan yang terdampar membeku
membekaskan sejuta alasan betapa cinta ini larut
terpenggal seperti sebuah cerita yang tak berpikir ttg duniawi
berlari bersama resah terbakar di birahi
ada cinta terlahir dari sebuah kesederhanaan
mungkinkah ini akhir dri sebuah cinta yang kalah
seperti angin bertarung di dasar hutan
menangisi sebuah kehampaan mentari
enggan mengerang memberikan cahaya
ataupun seperti hujan yang hanya bertatap muka
senyum sinis tercibir di pengasaingan di belantara alam
akankah cinta ini bersemi
bersama sama datangnya bulan di akhir tahun
ataukah cinta terdiam di tanah yang gersang
memusuhi keadilan dengan seribu tragedi
apakah semuanya terlahir sedemikian rupa
adakah sebuah penggugat akan menangisi sang perjaka
cinta bertanya dalam gerangan tawa si pendiam
siapakah gerangan sang dewi
terdengarkah derap para sang pencinta
dimana diamnya adalah sebilah pedang
pikiran syair cinta menghampiri hidupnya
berbunga tanpa ada yang memanen
jiwa ini terselip diakhir cerita cinta yang menyedihkan
ketika kekalahan dan masa lalu di perdebatkan para penatua
pada siapakah aku bersandar
aku terkulai di hamparan pantai biru
aku tersalib di bagian jurang yang sangat dalam
mencintai menjkadi derita bagiku
tiada akhir tapi inilah kenyataannya
ketika kemewahan dilapisi permata turun ke bumi
semua tersenyum mengenang indahnya surga
campakkanlah apa yang pantas bagiku
sejurus dalam sebuah singgasana
dan layaknya simiskin menjadi sapi perahan
tertawalah di atas para pemenang
menangmu adalah akhir dri kisahmu
terselamatkanlah kebenaranmu
bulan meratapi kekakalahanmu
hari ini
sebagian dari napasmu yang bisa merayakan
nafsumu beringas laksana domba di gurun pasir
haus akan cinbta yang suci
hingga pulan purnama sendirimu membunuhmu di atas keserakahan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar