Gelombang lautan menderu diatas kepalaku
Seiring waktu yang tak terbatas mengilhami pemikiranku
Ada sesuatu yang hadir dengan seribu kegalauan
Berani berdiri sedikit lentur
Mencoba menghindar diterkam kekalahan
Segala kebaiakan kin tlah kulihat tak lagi segarang para ksatria
Semua tertanam sedemikian rupa tanpa ada yang mengingatkan
Tak berdaya
Tapi aku melihatnya satu persatu mereka kembali
Memakan apa saja yang perlu dimakan
Kitab tuhanpuan dijadikan metode keserakahan
Tanpa takut akan darah yang mengalir
Dan diperdebatkan di atas taruhan anak bangsa
Sekian dlam hentakan jiwa yang terabaiakan
Aku berkata kepadamu selagi aku bisa melihat
Dan aku berpikir
Semua kebenaran ini akan menjadi perbedaan antara kaum bijaksana yang tenggelam
Dimana menanti waktu yang tepat membelah langit
Menunjukkan pancaran kejujuran
Dan rasa takutku terbukti benar
Satuy persatu garuda bangsa tlah berani
Blak blakan menantang keangkuhan paradigam bangsa yang selalu beradegan layaknya aktor
Ditunjukkan kejaliman harus di gelandang ke sembelihan
Mereka bangkit di atas gelombang
Dan terpilih seperti yang tlah kukatakan kepadamu sebvelumnya
Dimana di hatinya tlah berbunga
Harumnya trntang kebaiakan dan kejujuran
Kaum bawah tlah bersatu ketika mgaruda bangsa di katakan pelacur
Akan bangkit serigala serigala yang siap mati demi kepancasilaan
Mengangkat kepalan tangan
Turun ke jalan dengan ganasnya merobek merah putih di rumah rumah orang kaya
Dam mengibarkan merah putih 45 di atas jendela rumah kita
Aku takut untuk mengatakan ini sebelumnya
Kehancuran bangsa ini tlah jauh berjalan
Kita tak dipimpin selayaknya anak domba
Kita di beringas seperti air yang penuh rawa
Enggan hidup itulah gambarannya
Dan punya wajah yang menjijikkan
Ketakutanku dilandasi lkepada apa yang kulihat dan kupikirkan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar