hanya sebuah harapan
bernapas di kedua kakiku
menyembahmu bersujud dengan seikat keresahan
aku malu menatap sang awan
aku gentar menghadapi mentari
aku jauh tegar lemah seperti burung di langit
aku kalah dengan mulut orang
aku tertidur di pelukan kemiskinan
aku terdiam di hamparan nasionalisme
sedekat jiwa menatap sang embun pagi
aku tak berdaya
aku telah berhenti
aku di sudut kehitaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar