Bijaknya aku hanya sebentar
Seperti air hujab di vulan september
Mengenangmu di cerita senja
Menawan wajahmu di rindu terdalamku
Kemarin aku masih melihat wajahmu dibalik bodohku
Sekarang aku masih terpaku didindingnya
Menemukan cinta sejati adalah akhirku
Kesakitanku mengatakan sikapku yang acuh
Kesombonganku tlah merajai isi pikiranku
Berwarna jingga cerminkan keangkuhan
Dankini aku di ujung bumi
Bertapa di langit langit malam
Bertinju dengan kekalahan
Dan biarlah sepi menjadi mimpi
Mimpiku berakhir dihembusan debu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar