Jumat, 08 Juni 2012

guratan jiwa

Dipersimpangan kusimpan sebuah angan
Terbalik dikertas putih tanpa coretan
Kutimang senja yang terhempas dikejauhan malam
Masih adakah waktukan kembali tersenyum
Bagi kami yang tertinggal di keagungan sang rembulan
Kupaksa mata ini patuh pada alibi
Kuakali napasku agar tetap setia menungguiku
Menyepi seperti angin yang pergi ke arah samudera
Berlari tanpa suara di alam raya
Berlalu tanpa ada kesenjangan yang terpatri ditaman taman kehidupan
Gilakah manusia yg beradab yang sisa mimpinya terapung di dunia tanpa kata
Ataukah hanya selembaran yang terhinggap di atas tiang kehidupan
Berbaris satu persatu seperti awan yanh di atas sana
Enggan untuk mengatakan
Kemunafikan tlah menyelimuti hati para kaum bijak
Yang tanpa nama mencoreng jiwa yang terkecil dibutiran debu
apapun yang didepan dengan gagahnya menerjang yang perlu diterjang
Hingga suatu hari nanti kegentaran kaum pemberontak menyesal terlahir kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar