Kiranya aku seperti tulang
Yang bicara dengan hak kesulungan
Kiranya aku bisa mengadang tantangan
Jatuhnya aku dlam kubangan
Seperti elang yang terbang menjauhi awan
Tiarap di dasar sungai dengan ganasnya menantang kaum murahan
Tanpa ampun dan surat perintah menikami yang benar dgn tuak ketakutan
bijaknya tulang tak sdkit mengalir di nadi kehidupan
Berani tertawa di ambang kehitaman bangsa
Menghujani kata kata kehidupan ttg perjuangan
Menancapkan merah putih berkibar di hati sang pengecut
Lama tak terdengar kbarmu tulang
Seperti biasanya di depan sebelum mahgrib tiba
Dengan lantang engkau bijakkan para kurcaci
Agar hidup menjadi hantu dlm keangkuhan negeri
Menipu lebih baik drpd ditipu
Pintar lebih baik sehari drpd pengecut sllamya
Hidup tertawan dlam sepi
Tulang pun tahu..
Engkaupun tahu tulang
Yg pintar mengangkangi kaum bijaksana
Sehelai kertas tersirat dlam pikiran
Tulang lama engkau sdah terkubur
Ada crita tlah lama membeku
Di hari tua senja pun berpijar
Biarlah tulang tahu
Anakmu sekali lgi di zolimi negeri ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar