Diantara dualisme yg tersangkut di tanah perjanjian
Kucoba berpikir lebih bijak dri kaum bijaksana
Kerja keras tlah dillakukan
Doa tlah beribu kali di ucapkan
Tp masih selalu saja
Kuterbaring di bawah jembatan
Rongsokan menjadi tertawan dlam pandangan
Keriput membanjiri raga yg enggan mati ini
Menanti fajar enggan aku kembali bernapas
Kuterpatri di dinding putih
Terttuliskan
Inilah pengecut dri siantar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar