Senin, 01 Agustus 2011

risah

hentaian angin malam meneriaki ku dengan seribuan fajar menyingsing
terlalu riuh aku melambai pada suatu akhir cerita
diam hanya bisa aku lakukan bersanding dengan segala risau hati
biarkanlah waktu menjadi saksi kisahku
kumelambai lambai riak menyapa weajah wajah terhormat
kuberharap fajarkan menyingsing laksana kicauan burung bernyanyi
damaikan gemuruh bijaknya nafasku mengalir seperti air terjun niagara
genderang perang tlah bertabuh di pelupuk mata
siap tempur adalah hakikatnya siapakah kita yang bertarung di angkuhnya malam
pernahkah kita teringati di hamparan sawah desa.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar