kita hanyalah sebagian dri sebuah keserakahan
menjelma menjadi sebuah malapetaka
perih mendera bak senjata dalam kantung
merampas dengan bijaksana hingga fajar menyapa kita tetap tak berubah
darah yang mengalir warnanya tak merah lagi
sepertinya tanah tlah mengutuk setiap jengkal kematian
bangkit berdiri mentari tlah menjauh
berlatri menyapa sang bulan tlah tertidur
terbang ke awan sang langit pun diam tanpa kata
hanya tersirat wajah wajah tak bersahabat
cacian,makian dan tamparan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar