jangan pernah engkau tukar idealismeku
jangan pernah bertanya padaku bahwa aku pernah hidup
aku hidup karena aku sudah mati
sebelum napasku terdiam di altar wewangian
dan para perawan menangisiku
para birokrat mengutukiku
aku adalah aku
aku mengutuki sang durjana
kedua tanganku hanya sebilah pedang
mulutku bertaring bak serigala
menggongi si apapun yang menghianati bangsa ini
napasku hanyalah sebuah kain sutra karena aku juga hanyalah manusia
sama di hamparan sang pencipta
aku hanya sejarah yang terulang di langit negeri ini
satu persatu ada yang hilang
ada yang datang
ada yang pergi dan ada yang mengutuki
kiat hanyalah tubuh renta
tua saatnya dan matipun menyapa
kita hanya sedekat kematian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar