aku melihat
aku mengerti
aku berpikir dan
aku menangis
kembali negeriku memb ara
sejumlah jiwa yang hina bertempur di atas surban
menahan setiap tawa dia atas napas penggusuran
aku hanya diam di balik dinding
aku hanya membisu tak mampu berkata
kuhanya berpikir di balik tetes air mataku
aku hanya bisa mengepalkan kedua tanganku
kemarin masih kita lihat kita bersama
menantang sang penguasa di senayan
kemarin masih jelas kita bergandengan tangan
beriringan menyapa sombongnya di senayan
teriakan kita bergema hingga fajar menyapa
meledak dan bergema sekali negeri kehilangan
korban ditebas di depan mata
korban menangis tertelungkup dengan sebilah balok
bocah kecil melempari batu melindungi si bapak
hentakan negeri dengan sebuah mata nanar
sekali lagi negeri ku menangis
di atas jubah sang ilahi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar