Kamis, 18 Maret 2010

pasir putih

kuhanya riak gelombang kecil yang rindu deraian pasir putih
kuhanya salah satu anak negeri yang dikalahkan kejaliman penguasa negeriku
kuhanya terdiam di dinding langit malam
membisu menerkan impian terbang ke langit
menghakimi setiap jengkal harapan
kuhanya pasarah tanpa sehelai kain sutra
aku telah ditelanjangi kemunapikan
ketika sati persatu orang pintar menjerit diperkosa kemiskinan
suara yang lantang tersirat pemberaontakan tirani
si manusia jujur telah berubah menjadi serigala
jalanan menjadi kawanannya
mengaum dan memarahi si bejat
kuatahu dibalik baju baju pegawai tersirat orang orang bodoh
kutahu di balik seragam polisi terbaca jelas uang orang dungu
dan yg terlihat di senayan adalah para mucikari bangsa
setiap detik berpikir tanah negeri ini dibursa dagang
setiap menit gadis desa tergadai di jalan hitam
siapakah yang melihat
aku melihat bahkan seluruh negeri ini menatap
tersenyum tertunduk dikalahkan kepengecutan
aku menembusi si durjana dengan ratapan tangisan
aku menghina .....................
aku terhina..................
aku hanyalah riak gelombangdi tepi pantai
diam menanti musim membawa ke langit
aku menanti takdirku di negeri ini
di hatiku aku terasing di negeri sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar